Postingan

Apakah Aku Berani?

Pagi ini, alarm ku kembali berbunyi di jam 05.00 WIB, aku memutuskan untuk menarik diriku kembali pada rutinitas yang pernah pada suatu waktu, menjadi sangat membosankan. Tapi, saat ini, aku merasa perlu kembali pada sebuah rutinitas pagi yang khusuk. Setelah, memberanikan diri untuk kembali mencatat, aku berharap apa yang terlintas dalam pikiranku, bukanlah sesuatu yang buruk dan konyol, tapi, kalaupun demikian, aku akan coba menerima. Aku bangun dengan penuh syukur, karena setiap aku bangun, aku bisa merasakan bahwa Tuhan sedang memberi aku kesempatan sekali lagi. begitu terus. Hingga, pada suatu waktu, aku juga menyadari, ternyata aku juga membuang banyak sekali kesempatan yang baik. Ketakutan membuat aku menjadi inferior pada diri sendiri, tapi terus menerus merasa superior di hadapan dunia.  Aku kembali bersyukur, karena aku bisa merasakan khusuk, hening. waktu- waktu subuh yang penuh harapan. aku berdoa, "Tuhan, kekacauanku saat ini, semoga bisa ku bereskan perlahan. pelan- ...

Aku Kembali

Rasanya, aku pernah memiliki kenanagan buruk dengan menulis. Bodohnya, aku benar-benar lepas kendali, dan menghapus semua catatan. tanpa sisa sama sekali. Setelah bertahun-tahun, aku baru sadar, bahwa aku tidak memiliki apa-apa selain catatan. Hanya itu yang aku bisa. dan itu juga yang aku hilangkan.  Saat itu, mungkin aku benar- benar putus asa. Rasanya, ada yang membuncah, pecah. aku kehilangan diri ku. diganti kesedihan demi kesedihan dan aku tidak lagi berani mencatat apa-apa. Padahal, cita-cita ku sejak 15 tahun lalu adalah menjadi penulis, menjadi wartawan. Entah fase apa yang ku lewati waktu itu, mungkin patah hati, mungkin kebingungan saat tau bahwa dunia tidak semudah pelajaran- pelajaran kuliah. tidak semudah perdebatan- perdebatan di ruang kelas dan di komunitas. bahwa dunia tidak semudah itu. Aku menemukan diriku yang kacau balau, lalu memilih jalan yang aku tidak tau, ke arah mana. entah ke jalan apa. Tidak ada petunjuk apa-apa. aku tidak memberi nama pada keputus-asaa...

Sore yang Sendu dan Bau Hujan yang Membuat Ngilu

Lampu yang temaram, udara yang tak tentu dan daun-daun yang basah di halaman Jendela kaca yang tak pernah kita buka dan langkahmu yang semakin jauh Sore ini begitu sendu, aku melihat diriku  tak bisa mengeja apapun yang tertempel di dinding dan di langit-langit tak bisa menyebut namamu dan tak mau memintamu kembali.  Sore yang begitu sendu Aku membaui hujan dengan setia menyimpan gigil yang meresap sesap dan membiarkan ngilu di ulu Setelah Sore ini, Aku mulai ragu, Apakah semua akan baik-baik saja?  Lalu tanpa menoleh, kau hilang bersama hujan

Lalu, NatalMu Menjadi Cahaya

Gambar
Daun gugur di halaman belakang (Dok. Pribadi) #1 Pada malam yang  Diam-diam kita lupakan. Ada harapan yang muncul  dari lilin yang kita nyalakan Tuhan ada di cahaya yang kita hidupkan Ia lahir tanpa diminta Tanpa didesak Tanpa ditunggu Mungkin tanpa perlu kita harapkan. Ia tetap lahir malam ini Lewat gema kidung pujian Lewat pohon natal Lewat doa-doa Di mana lagi kita bisa menyembunyikan diri? #2 Seperti cahaya yang berpendar Satu-satunya yang Tuhan harapkan Adalah apa yang sebenarnya kita kerjakan Apa sebenarnya yang ingin kita sebarkan Dari cahaya ,  Wajah-wajah manusia berseliweran Di sana,  segala kejahatan  dan kebaikan menjadi asap Hilang lenyap.  Lalu, apalagi yang bisa kita berikan? #3 Pada malam yang diam-diam kita abaikan Anak manusia tanpa pilihan dilahirkan Menembus batas-batas terkeji Menerobos ruang-ruang yang kita bentengi Hanya hati, yang paling sulit ia terjemahkan I...

Kampanye 16 HAKTP: Setiap Hari adalah Harapan

Gambar
25 November 2015 Hai Nak. Saya tahu kalian begitu semangat dan berbahagia. Walau malam begitu jahat untuk kalian. Walau lingkungan tidak begitu bisa dipercaya sepenuhnya. Nak. Saya tahu betul, kalau malam ini adalah malam harapan. Malam di mana negara ingin hadir. Mungkin sebenar-benarnya hadir. Untuk melindungi, menjaga dan memelihara. Foto sebelum tampil menari dan menyanyi di depan pak Menteri Hanif (Dok.Pribadi) Nak. Malam ini yang paling membahagiakan adalah, wajah lelah kalian, pura-pura dibahagiakan. Dan itu sama sekali tidak kelihatan pura-pura. Nak, hari ini menteri Hanif datang. Saya tidak tahu, apakah dia tahu kalau hari ini adalah hari pertama Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Keriuhan, menunggu, dan harapan-harapan yang kita gantungkan pada Negara. Selalu bahagia ya  Langsung minta foto saat obrolan harus diselesaikan (Dok.Pribadi)  Kamis,26 November 2015 Saat membahagiakan, justru saat bertemu perempuan ini. Bel...