Tiba-tiba ingin pulang secepat-cepatnya
![]() |
Jalur Pantai Pasir Putih Malikan (Dok.Pribadi) |
Dialog tersebut hampir setiap bertemu orang baru terus berulang-ulang. dan saya selalu bengong dan cengir untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beberapa meminta diyakinkan berulang kali, kalau saya datang ke sini bukan lagi magang ataupun lagi praktek. kalau saya bilang lagi jalan-jalan, justru banyak yang tidak percaya. kalau saya bilang bekerja, lah responnya justru tertawa. ya jauh bener kalau mau kerja datang ke sini. Iya, makanya saya gak bilang kerja. teman saya malah lebih ngawur, 'Bilang aja bersenang-senang'. Iya, di sini banyak hal memang cukup menyenangkan, tapi toh untuk bersenang-senang, kita butuh banyak ide untuk menghabiskan waktu dengan tidak monoton. Apakah tidak boleh, memilih cara untuk membahagiakan diri? Dan jika hanya untuk mencukupi kebutuhan pribadi, saya tidak perlu jauh-jauh datang ke sini. Sudah pasti ada banyak hal yang sedang saya cari.
Beberapa hari yang lalu, seorang teman menyapa lewat obrolan di media sosial. Pertanyaan yang membuat saya tambah cengir adalah "Dimana? Masih jalan-jalan?. Tentu saya jawab, "Masiiiiiiiiiih". iya, bagaimanapun, pertanyaannya justru membuat saya harus meyakinkan diri sendiri, bahwa pada akhirnya, setelah titik pencarian dan kebosanan bertemu, lalu melangkah menuju akhiran, Pulang adalah kata tertepat yang harus dituntaskan. Pulang ke Rumah.
Iya, untuk beberapa waktu yang cukup panjang, saya mau habiskan jatah jalan-jalan saya di perkampungan ini. mencoba lebih membumi dan tidak mengangkuhkan diri. Toh, Jakarta sudah cukup memberi keriuhan dan berisik secara bersamaan. Beberapa hari setelah sampai ke tempat ini, mama bertanya terus menerus, "Ledokombo itu di mana?" jawaban saya tentu sederhana, "Tinggal naik kereta dari Jakarta". Tapi, justru di beberapa minggu terakhir, ia tidak bertanya lagi, mungkin Mama tahu kalau perempuan ini sudah cukup berani menentukan sendiri. toh, saya tidak lagi minta disuapi. Hari ini, walau rindu terulang kembali, saya pilih untuk tidak menanggapi siapa-siapa. Pada akhirnya, hidup adalah menjawab semua yang tanda tanya. termasuk, membalas rindu yang nanti meluap-luap.
Tentu pada kesempatan nanti saya akan kembali. setelah mampir dan perjalanan berakhir, setelah kesempatan tidak lagi menjanjikan. setelah rumah dan kebun mawar benar-benar jadi kenyataan. Lalu, hati akan pulang sendiri tanpa dicari. tanpa ditanya, tanpa perlu penjelasan. Tentu saya rindu langit, laut dan puisi senja yang selalu setia menjemput setiap luka dan bahagia. Tentu saja saya rindu bangunan-bangunan tua, museum, mall-mall, toko buku, toko klontong dan jajanan pinggir jalan. Terutama es tebu, kembang gula dan mpek-mpek bakar pada sebuah taman. tentu saja saya rindu.
Pada suatu hari, saya juga akan kembali, pada Mama yang selalu setia berdoa, pada Bapak yang selalu percaya anak perempuannya akan baik-baik saja, pada kakak-kakak perempuan yang menyebalkan tapi justru memberi keamanan dan tentu pada adik laki-laki yang selalu gengsi memuji tapi selalu memakaikan selimut dan mencium kening saat tidur. tentu saja saya rindu.
Pada suatu hari, tentu mimpi yang terlalu banyak ini harus diciptakan. Tidak boleh ada yang tertinggal. mungkin, 'mampir' di tempat ini adalah salah satu petunjuk. karena bagaimanapun, perjalanan adalah perjalanan. akan sia-sia ketika di pertengahan minta pulang. Sejauh ini, saya meyakinkan diri sendiri, bahwa saya masih baik-baik saja. Bukankah tidak boleh ada yang sia-sia?
Pada suatu hari, tentu senja akan berbeda. mungkin tidak lagi sepotong. ia akan utuh. Penuh. Lalu diam-diam, saya sembunyikan pada kedalaman hati. sedalam-dalamnya. Iya, tentu saya juga rindu pada apapun yang pernah terlewat, dan tidak pernah ada yang sia-sia.
Malam ini, rindu begitu ngilu. Saya ucapkan kata pulang berulang kali. bukan untuk kembali, tapi untuk menguatkan diri. Karena kepergian dan kepulangan adalah satu paket yang tidak bisa diganggu gugat. baik keduanya selalu dibayar tepat waktu. Lalu apa lagi alasan saya untuk tidak mensyukuri kesempatan-kesempatan?
Pada malam yang semakin sunyi, toh pulang adalah pelampiasan rindu. Lalu dengan berani, kita tantang rindu. Karena pada akhirnya rindu juga dituntaskan bila sudah waktunya.
Halo kamu, Apakah senja, hutan dan lautan selalu meneduhkan?
#Rumahperteduhan #Ruangtunggu #Lorongbaca #Kamartakbernomor
#Lampujalan dan betapa meluapnya rindu :)
Komentar
Posting Komentar