Surat pertama dalam perjalanan yang panjang

Ma, sepertinya aku punya alasan yang cukup kuat malam ini untuk menulisimu lagi. hanya dari jauh, aku bisa mencatatkan. Betapa dekatnya kita. aku tidak cukup berani untuk membacakan puisi di depanmu. Karena aku tahu, kau sangat cengeng dalam hal ini. aku ingat, betapa kau tak ingin aku pergi, dan dengan terpaksa mengiklaskan. Karena kau juga percaya, aku sudah cukup dewasa dan bijaksana dalam memutuskan sesuatu yang menurutku penting. Aku tahu, kita biasa duduk bersama dalam waktu yang cukup lama, dan menikmatinya dengan diam. Saling menatap, tersenyum dan kau tahu, betapa hangatnya pelukanmu. Dan dari sini, jelas sekali kurasakan, betapa sebenarnya aku jadi cengeng saat malam-malam yang sendu. Aku tak bisa dengan mudahnya memanggilmu untuk tidur didekatku dan memelukku erat. Dan malam ini, aku begitu gigil menahan rindu. Aku sudah cukup dewasa kan ma?

Aku tidak ingin selalu jadi cengeng. Karena di dekatmu, aku selalu nyaman untuk terlihat jadi perempuan kecil. Dan satu-satunya cara untuk tidak membiarkannya berlangsung lebih lama adalah dengan memberikan jarak pada kedekatan kita. dan kau tahu, aku tidak cukup kuat untuk menahannya. Tapi, aku harus kuat kan ma? aku harus lebih berani untuk tidak selalu menelponmu atau memblas pesan-pesanmu. Aku harus membiasakan diri untuk tidak menjadi cengeng. aku ingin kau percaya, bahwa aku jauh lebih tangguh saat tidak di dekatmu. Aku ingin, pertemuan kita selanjutnya, bukan lagi karena rindu, tapi karena aku ingin tunjukkan, bahwa aku berani. Itulah satu-satunya alasan.

Disini, tak semua orang menyenangkan. Tak semua orang juga bisa dipercaya. Bahkan untuk hal-hal tertentu, aku belajar untuk tidak peduli. Walau berat sekali rasanya. karena, kau selalu mengajarkan satu hal, untuk setia menjadi malaikat, dalam situasi terburuk sekalipun. Walau, pada saat-saat tertentu, aku sama sekali tidak meyukainya. Karena dengan menjadi malaikat, aku sulit mengungkapkan ketidaksukaanku pada situasi, keadaan dan beberapa orang yang muncul. Dan kau tahu, aku berhasil memenangkan diriku untuk tidak tunduk pada apapun.

Ma, aku menghabiskan hari ini dengan berdiam di rumah, minum susu, menonton banyak film, tidur siang, dan membereskan pakaian. Aku tahu, kau akan senang mendengarnya. Karena sudah lama sekali kau mengharapkannya. Untuk lebih banyak beristirahat, untuk tidak lupa tidur siang, untuk tidak keluyuran. Dan tidak bepergian. Dan dari sini, aku baru tahu, betapa waktu-waktu istirahat cukup penting untuk dinikmati seorang diri.

Pada malam kesekian ini, aku ingin bilang kalau sebenarnya aku hanya ingin jadi perempuan sepertimu. Berani menghadapi apapun.  Ini adalah perjalanan terlama, setelah perjalanan-perjalanan yang singkat yang sering kulakukan. Dan seberapa singkatpun aku pergi, toh kau tetap menangis juga waktu itu. perjalanan ini akan sangat panjang. Dan kau pasti tahu, aku belum pernah melakukannya dan tidak pernah seberani ini. aku hanya mau bilang, aku masih baik-baik saja sejauh ini. jauh darimu tidak begitu melukai ternyata. Hanya saja, menahan rindu tidak seperti menahan untuk tidak patah hati. Aku melakukannya cukup baik.

Ma, aku hanya ingin menjadi sederhana dalam banyak hal, tapi tidak dalam pikiran. Begitulah selalu yang kita rencanakan. Pada suatu hari, di waktu yang tidak bisa kita tentukan, kau akan menjadi lebih tua, dan aku akan menjadi dewasa dengan bijaksana. Memilih apapun tanpa perlu lagi bertanya, karena kau percaya, semua yang kau ajari ku rekam betul dalam hati. Sehingga pada suatu hari yang sudah kita sepakati, kau hanya tinggal tersenyum saja untuk memastikan pilihan-pilihanku tepat atau tidak.

Pada malam ini, saat jarak begitu tidak bisa kita hitung lagi, aku baru tahu, bahwa apa yang kau inginkan hanyalah agar aku baik-baik saja, menjadi anak perempuan manis, tidak menentang, tidak dengan pikiran-pikiran yang tidak pernah berhasil dituntaskan, tidak juga ya dengan buku-buku di sepanjang lorong rumah kita. aku tahu, kau berulang kali dengan sedikit bercanda ingin menjualnya. Tapi, aku tahu kau hanya bercanda dan tidak benar-benar ingin melakukannya. Kau hanya khawatir, dunia ini begitu mengerikan untuk anak perempuan. Untuk itu kau ingin aku selalu ada di dekatmu. Disuapi, minum susu, dan tidur tepat waktu. Dan sudah begitu banyak waktu yang kuhabisi untuk menentang aturan-aturanmu. Aku satu-satunya yang tidak penurut, tapi kau tahu aku satu-satunya yang paling merdeka. Aku tahu, kau adalah yang paling percaya bahwa apapun yang ku impikan akan Tuhan kabulkan.

Mama, aku sudah 24 tahun ternyata. Dan kau tahu, hanya kau satu-satunya yang tidak pernah lupa. Kau menelponku, dan ini untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun lalu dalam hidupku, tidak ada kue dan lilin. Dan itu cukup menyenangkan. Kau tahu, aku bahkan tidak memohon apapun hari itu. aku hanya percaya, bahwa ada banyak daftar doa sebelumnya yang sedang Tuhan persiapkan untuk dikabulkan. Untuk itu, aku tidak menambahnya. Aku bahkan tidak tertarik untuk meminta orang-orang mengucapkannya dan menuliskan beberapa puisi untuk ku simpan. Aku benar-benar melaluinya seoarng diri. Dan ternyata, memang tidak ada yang benar-benar istimewa dalam hidup ini. yang membedakannya adalah kita sering mengusahakan agar semua terlihat menyenangkan dan special. Begitukan?

Setelah ini, aku akan kembali tidur tepat waktu dan tidak akan lupa makan siang dan malam.

Aku mencintaimu dengan sungguh :*

#Rumahperteduhan #kamartakbernomor #ruangtunggu , Malam minggu yang payah :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali

Kartu Ulang Tahun untuk Usia ke Sekian