Kepada Sapardi, Pemilik Sah 'Hujan Bulan Juni'


Aku tulis ini di tempat perhentian kereta
tempat menunggu untuk perjalanan selanjutnya
entah atas dasar apa, tiba-tiba saja
aku ingin mencatat semua.


Di sini, semua orang asik sendiri
bukan pada dirinya, tapi pada entah


Disini, semua orang berdiskusi dengan udara yang pengap
tanpa perlu membaca, menulis apa lagi bertanya


Di sini, semua orang tidak peduli
apakah hujan akan turun lagi
atau akan tetap pengap sampai mati


kita tidak bisa lagi menebak cuaca
kita tidak bisa lagi mengeja udara dan mengira-ngira,
apakah ini bahaya atau hanya tanda yang tak berarti apa-apa


dan Tuhan tetap sama seperti biasa
Ia pasti mengutuk dari pintu surga


Stasiun cawang, 14 Juni 2015
tepat pukul 11.45 WIB


*Percayalah, pada mulanya, saya hanya ingin menyampaikan puisi cinta ini untuk si Pemilik Hujan Bulan Juni. lalu saya angkat tangan lebih dahulu, dan diberi kesempatan oleh Kang Maman Suherman yang saat itu menjadi host. tepat di hadapan Sapardi Djoko Damono, Saya bacakan puisi yang saya tulis di Stasiun saat menuju lokasi peluncuran buku. Kemudian saya diberi buku bertandatangan, berjabat tangan, dan setelah itu, kalian bisa pikirkan sendiri, bagaimana perasaan saya saat melangkahkan kaki 





 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali

Surat pertama dalam perjalanan yang panjang

Kartu Ulang Tahun untuk Usia ke Sekian