Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Sebuah catatan lama: Menunggu pagi, sendirian

Sebelum benar-benar larut, ada baiknya kita berdoa, Mengucapkan kata sesembah untuk yang Kuasa. Semoga Ia restu pada lelah yang kita istirahatkan sudah sejak lama. Ada bunyi jangkrik yang mengganggu dengan berisik, sehabis hujan yang mengguyur. Mungkin ia sedang berjemur, sembari menunggu tidur. Kenapa dia ganggu gelisah yang begitu melebur. Hujan sudah sejak tadi berhenti, sementara angin mulai mencari sepinya sendiri. berehembus kemana ia bersedia tanpa menolaknya terlebih dahulu. Tiap jantung yang berdetak adalah persinggahan. Karena disitu, perlu sedikit sejuk yang harus ditiup.Agar segera meredam menjadi pagi yang sebentar lagi datang. Iya, kita terbiasa menimpa diri kita sendiri sebagai umpan yang celaka, tanpa bertanya pada Pencipta, apakah kita tercipta untuk celaka? Bukankah Tuhan adalah Sang Maha, yang menciptakan semua orang dengan segala sesuatu yang baik. tapi mengapa, kita masih saja lupa, kalau derita adalah bagian lain dari hidup. Ia menjadi yang ter...

Sebuah catatan lama: Pada Malam Yang Tidak Pernah Tidur

Hujan yang menghantarkan rasa aman pada malam yang pengap ini, karena gigilnya tidak pernah sampai pada hati. Seandainya kita berhak atas kertas dan pulpen yang kita punya, dan menuliskannya apa saja, kita akan merdeka. Tapi manusia tidak terbiasa dengan aksara. Manusia terbiasa dengan ucap yang tidak menentu bekasnya. Lahirlah keangkuhan. Lahirlah kedengkian dan lahirlah rasa sakit yang harus kita telan sembari makan malam dan sarapan. Lalu kemudian kita lupa, kembali mengucapkannya lagi tanpa bertanya, lalu kita menyadari satu hal, bahwa tidak ada seorangpun yang selesai membaca dirinya sendiri. Sekarang hanya tersisa rintik hujan, yang tiap tetesnya berkejaran dengan detik jam dinding yang menempel sejak bumi pada hati kita ciptakan. Kita belum sempat belajar, bahwa pada relung-relungnya ada sajak-sajak yang harus kita bacakan, ada ucap yang harus kita dengarkan, ada tanda yang harus kita perhatikan tanpa kita perdebatkan. Sudah, malam akan semakin larut, seme...

Tuhan tidak pernah berbahagia melihat saya terluka.

Saya seperti kehilangan cinta. Ada yang lepas dari genggaman, dan tidak akan kembali. Sepertinya memang harus menerima, dan kehilangan berkali-kali adalah ujian paling berani. Paling tidak, saya harus mengakui, bahwa cinta tidak bisa disembunyikan, lalu diabaikan, tidak bisa. Bahwa cinta harus berbalas dan mendapat respon, baik ataupun buruk. Tidak ada yang boleh disembunyikan. Karena hati terlalu kecil untuk menyembunyikan cinta yang begitu besar. Bukan soal, kau berharap lebih besar dari cinta itu sendiri bukan. Tapi soal betapa keluh dan gigilnya jika cinta hanya kita nikmati seorang diri. Dan itu sunyi sekali. Ada baiknya memang berbagi, toh mengutarakan cinta adalah kebaikan, karena tidak pernah ada yang salah dari itu. Hanya persoalan siap atau tidak, menerima balasannya. Karena tidak selalu semua terwujud sesuai keinginan. Seperti ada yang hilang dari pikiran, dan seperti ada yang tidak sinkron antara penglihatan dan perasaan, saya mulai merasakan betapa hambarnya...

Perjalanan | Pendakian | Dan Semesta yang Megah

Gambar
*Alam raya menyanyikan kemuliaanNya Cakrawala memasyurkan karya tanganNya Lalala lalala lalala Lalala lalala lalala Kira-kira, lagu itulah yang membawa kami untuk mendaki bukit tertinggi di Provisi Bengkulu. iya, namanya Bukit Kaba. Selama lebih dari satu tahun, kepanitiaan KMSBS 8 berlangsung, dan akhirnya selesai juga. Setiap tugas dan tanggungjawab sudah kami tuntaskan, dan kami mengakhirinya dengan   kebersamaan.   Iya, Kebersamaan adalah bagian paling menyenangkan dalam setiap pertemuan, dan kami memilih mendaki untuk mewujudkannya. Berangkat pada hari sabtu, tanggal 28 Februari 2015 Pukul   19.00 WIB menuju daerah Curup menggunakan sepeda motor, dengan jarak tempuh lebih kurang tiga jam perjalanan dan disertai guyuran hujan yang membuat perjalanan semakin seru dan menantang. Iya, ini untuk pertamakalinya kebersamaan yang tanpa pertimbangan cukup panjang, dan hampir semua orang menyetujui dan berharap semua panitia yang pergi menikmati. Pukul 22...

Dialog Murid dan Guru (Lama yang Baru Tiba)

Gambar
Sumber: Koleksi Pribadi Saya belajar lagi. Sepertinya kembali dicek ulang, dan pertanyaanku tadi pagi terkonfirmasi. Saya terlalu mengharapkan banyak sementara saya tidak melakukan sebanyak-banyaknya yang sudah orang lain lakukan. Tapi persoalannya bukan disitu, saya harusnya kembali bertanya pada diri sendiri, bagaimana harus mengenal siapa saya? Apa yang mau saya kerjakan? dan apa sebenarnya yang saya inginkan? Bukankah bercita-cita adalah kewajiban semua orang? Iya. Seperti sebelum-sebelumnya, Pak Danur memang paling bisa memberi pencerahan. Paling tidak, memberi tahu apa yang seharusnya ku kerjakan, kupelajari dan ku cari tahu. Bukan melarang, tapi apakah saya sadar dan paham betul apa yang sedang saya lakukan. Perbincangan hangat dimulai dengan bertanya kabar, tadi saya jumpai dia setelah kemaren sempat tertunda. Kami membahas soal birokrasi kampus, orang-orang di dalamnya hingga sampai pada kesepakatan bahwa sistem memang tidak bisa kita lawan. Sebaik-baik...

Rapat-rapat | Argumen-Argumen | Cinta

Pagi ini saya bergegas ke kantor pemda. Ada rapat koordinasi antar pihak pemerintahan dan non pemerintahan untuk membuat kegiatan GN-AKSA. Kami rapat di Ruang Rapat utama Sekretaris daerah. Semua SKPD dari dinas-dinas terkait hadir tanpa terkecuali. Saya seperti biasa, untung kali ini tidak mengenakan kaos oblong. Kemeja,kins, sepatu kets dan ransel. Ada yang sempat kepo, mungkin aneh karena cuma saya yang gayanya santai sekali, yang hadir para pejabat dengan seragam andalan, beberapa mengenakan batik. 'Lah ini dari mana?' Saya cuek ajak nggak mau menjawab. Saya lanjut aja absen, 'ini dari mana bu?' Dia tanya lagi, tapi dia gak tanya langsung ke saya, dia tanya sama ibu yang jaga absen. Saya pikir menjelaskan siapa saya sebelum masuk tidak begitu penting 'absennya udah, saya masuk ya' kata saya tanpa basa basi. 'Iya silahkan, di pojokan bu, ada kursi kosong' saya masuk dan benar saja, beberapa mata memandang aneh dan mungkin dipikirnya penyusup. E...