Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Saya ingin mengerti secara bijaksana

Bahwa Agama tidak melulu soal ibadah ritual, jauh dari itu, agama adalah soal hubungan yang lebih intim dengan diri sendiri dan dengan kekuatan lain diluar diri saya. Buahnya tidak bicara benar dan salah, baik dan buruk, tapi bicara seberapa bermanfaat dan bergunanya saya untuk orang lain, dan seberapa yakin saya mengimani kekuatan yang ada di luar diri saya. Saya ingin mengerti secara bijaksana, bagaimana agama dengan tujuan kebaikannya justru menjadi sumber persoalan di negara ini. ( #lampujalan Mar/28 2015 )

Surat-surat, antrian, dan betapa bajingannya birokrasi dan orang-orang di dalamnya

Hari ini saya marah, muak dan benar-benar mau muntah. Bagaimana mungkin urusan surat menyurat di kantor catatan sipil harus menunggu seminggu kemudian setelah seharian bolak balik ke RT, kantor lurah dan camat. Urusannya bertele-tele sekali. Wajar saja Negara ini menjadi semakin payah, dengan birokrasi yang payah dan orang-orang bajingan yang ada di dalamnya.  Tadi malam saya ke rumah pak RT untuk urusan surat pengantar perpindahan penduduk kakak perempuan saya, karena blangko surat yang terbatas, saya disuruh pak RT untuk pergi meng copy kan terlebih dahulu. Karena urusan kepentingan, saya pergi, mencari tempat potocopy an. Setelah berjalan cukup jauh, saya menemukan tempat potocopy an, dan saya keluarkan uang 2000 rupiah serta bensin yang takarannya belum bisa saya ukur. Saya kembali ke rumah pak RT. Sepertinya orang ini adalah orang lelet dan mugkin juga bertele-tele. Berulang kali penulisan nama, nomor surat ia coreti karena salah. Lalu dibaca berulang-ulang, dilihat...

Lalu bagaimana caramu untuk mempertahakannya?

Dan tiba-tiba, jatuh cinta begitu menyakitkan. Sampai kesembilu. Sampai kebagian hati yag paling hulu. Entah. Saya merasakan ada yang menyendat ketika saya membayangkannya. Saya baru saja ingin memulai, mencari waktu dan bahan untuk berbincang, dan menjadi orang yang menyenangkan. Tapi tidak bisa. Pertanyaan hanya seputar lagi apa, dimana, kenapa gitu.oh. dan ini payah sekali. Ditambah lagi malam ini saya kembali membayang-bayangkan bagaimana mungkin saya akan terjebak dalam perasaan yang memilukan itu dua tiga kali. Bukankah mengulang kesalahan adalah kebodohan. Dan itu konyol sekali. Saya tidak tega kepada hati, saya tidak mau melihat dia lebih menderita lagi. Karena entah mengapa, saya justru merasa begitu palsunya kehidupan. Begitu mudahnya semua hal bisa direkayasa termasuk didalamnya cinta. Iya, banyak yang tidak percaya. Saya juga sebenarnya tidak percaya. Tapi, saya menguji hati, menguji nyali, dan menjebak diri sendiri ke dalamnya. Dan kau tahu, patah hati selalu sa...

Iya, saya masih percaya, bahwa Tuhan memeluk setiap mimpi

Hari ini saya mau kembali mengingat, bahwa saya bukanlah orang yang pasif dan kaku. Saya mau mengingat banyak hal yang pernah saya ucapkan, lakukan dan tunjukkan. Saya mau mengingat-ngingat, bagaimana sebenarnya saya bukanlah orang yang payah, dan sulit memulai perbincangan. Bagaimana saya adalah orang yang seru dan menyenangkan, yang entah kenapa, selang satu tahun terakhir menjadi orang yang benar-benar payah. Saya ingat betul, kejadian demi kejadian membuat saya hampir putus asa dan menyerah, padahal, saya   bahkan tidak pernah mau berhenti sebelum pertarungan diakhiri. Tapi karena sebab yang entah, saya menjadi orang yang tidak suka persaingan, pertarungan, debat panjang, mengkritisi apa lagi hanya sekedar berkomentar. Saya tidak suka. Tepatnya, tiba-tiba saja tidak suka. Awalnya, saya sedang mengevaluasi diri. Mengkritik diri sendiri, upaya memperbaiki diri sendiri. Menjadi orang baik itu menyenangkan. Begitulah mulanya. Saya liburkan untuk bicara, saya liburkan...