Adam Dan Hawa Adalah Buronan


Ini mungkin kali ke sekian, aku meramu bahagiaku sendirian dan rasanya sangat menyenangkan. tak ada  siapapun yang jadi pengganggu. hanya saja, ada kenangan yang memaksa untuk diingat- ingat. ada masa lalu yang terpaksa untuk di ulang, ada mimpi- mimpi yang tak sempat terwujudkan. dimana kau simpan?

Aku adalah perjalanan yang tak perlu kau lewatkan. disini aku simpan semua dengan benar. tak perlu meresahkan siapapun. karena toh, aku hanyalah pejalan yang sedang mencari- cari. aku tahu, bukan kau yang ada di ujung jalan. yang akan menunggu dengan setia, yang akan menanti kepulangan setelah lelah mengembara. aku tahu, bukan kau yang setia menjadi waktu, yang dengan setia memutar- mutar detik yang terus berdetak. menggetarkan setiap kesempatan dan melaluinya dengan sengaja.
Aku tahu, bukan kau.
Pada suatu waktu, kau akan tahu, bahwa siapapun di antara kita yang lebih dahulu, bukanlah dia yang memenangkan permainan. tapi dialah yang memenangkan dirinya.memenangkan keadaan, memenangkan kesempatan. memenangkan takdir yang tidak pernah kita hadirkan.
Pada suatu waktu, masing- masing kita akan tahu, bahwa siapapun yang menangis dalam sepi dan perih, bukan dia yang terlalu cengeng untuk ditinggalkan, tapi karena masing- masing kita sudah begitu jenuh dengan pengandaian yang kita tukarkan. sudah tidak ada andai- andai yang selalu kita ciptakan. karena toh, hidup yang kita lewati adalah hidup yang dimana eden tak boleh kita tinggali. hidup yang harus kita singgahi adalah hidup adam dan hawa yang terus berjanji untuk tidak saling menyalahkan. tapi toh, dihadapan Tuhan, mereka saling menuduh. 

Kalau begitu, biarlah aku jadi beludak dan sanca, yang keburukan dan kutuk ada pada mereka, karena toh aku hanya bertanya. sementara adam dan hawa merasa ingin jadi Tuhan dan berkuasa di surga. 
baik kau ataupun aku, bukanlah bagaimana masing- masing kita memendam dendam, tapi aku mencoba menyadarkan keadaan, menyadarkan diriku sendiri, karena baik kau ataupun aku bukanlah ciptaan yang paling utama.

Sementara pada angin yang menghembuskan diri siang ini, ku kirimkan surat lewat merpati. semoga ia hantarkan tepat disisi Tuhan, tanpa perlu membingungkan. semoga Tuhan mengampuni setiap dosa yang ular ucapkan. Adam dan hawa adalah buronan, sementara beludak dan ular adalah nasihat. tidak ada yang paling suci, tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling baik, tapi juga tidak ada yang paling jahat. baik adam,hawa dan ular adalah ciptaan yang punya mimpi dan kemauan. 

Sekarang, pada hujan yang masih gerimis, semoga aku cepat sadar dan menyelesaikan pekerjaan. menjadi manusia adalah beban, apalagi menjadi perempuan. semoga kutuk bersedia untuk ditinggalkan.
selamat hujan :)
( #lampujalan Mei/22 2014 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali

Surat pertama dalam perjalanan yang panjang

Kartu Ulang Tahun untuk Usia ke Sekian