Iya, saya masih percaya, bahwa Tuhan memeluk setiap mimpi

Hari ini saya mau kembali mengingat, bahwa saya bukanlah orang yang pasif dan kaku. Saya mau mengingat banyak hal yang pernah saya ucapkan, lakukan dan tunjukkan. Saya mau mengingat-ngingat, bagaimana sebenarnya saya bukanlah orang yang payah, dan sulit memulai perbincangan. Bagaimana saya adalah orang yang seru dan menyenangkan, yang entah kenapa, selang satu tahun terakhir menjadi orang yang benar-benar payah.

Saya ingat betul, kejadian demi kejadian membuat saya hampir putus asa dan menyerah, padahal, saya  bahkan tidak pernah mau berhenti sebelum pertarungan diakhiri. Tapi karena sebab yang entah, saya menjadi orang yang tidak suka persaingan, pertarungan, debat panjang, mengkritisi apa lagi hanya sekedar berkomentar. Saya tidak suka. Tepatnya, tiba-tiba saja tidak suka.

Awalnya, saya sedang mengevaluasi diri. Mengkritik diri sendiri, upaya memperbaiki diri sendiri. Menjadi orang baik itu menyenangkan. Begitulah mulanya. Saya liburkan untuk bicara, saya liburkan untuk membahas orang lain, saya liburkan untuk menggosip, saya liburkan untuk berdebat, dan yang paling fatal, saya liburkan untuk berdiskusi. Saya istirahatkan membaca yang berat-berat, seperti novel sejarah, gerakan, apa lagi tentang persoalan Negara. Saya liburkan semua.

Saya memulainya dengan menulis puisi cinta, tapi menulis puisi cinta tidak menyenangkan kalau sedang tidak patah hati. Saya alihkan dengan membaca novel cinta, teenlit dan motivasi-motivasi. Seperti rekomendasi seorang teman. Saya coba.

Saya juga mencoba mengulang nonton film kartun, romance bahkan drama korea. Ah, sial. Saya putar film a Long Visit, itu film korea paling sadis. Saya sedang berupaya belajar bagaimana rasanya berfikir sederhana, tapi filmnya menuntut saya berfikir keras bagaimana saya harus bersikap. Memaksa saya untuk mengingat-ngingat kejadian paling mengerikan dan yang paling kurang ajar. Kisah seorang anak perempuan dan ibu yang paling ia cintai. Ah, ini tidak membantu.

Saya coba menonton tom and jerry, serial lawak, dan marsupilami. Sedikit membantu. Saya mau meliburkan diri untuk beberapa waktu yang tidak saya batasi. Saya mau libur berpikir kalau boleh. Saya berenang, membaca, jalan-jalan, dan berkebun. Iya, saya berkebun mawar. Sudah banyak anak batang yang tumbuh. Dan saya semangat mengembangkannya. Warna dan ukuran bunganya beraneka ragam. Saya habiskan beberapa waktu untuk berkebun. Dan ini juga cukup membantu. Saya mencoba bergurau, melawak, dan bernyanyi. Suara saya tidak baik untuk didengar. Tapi. Saya coba saja. saya bernyanyi di kamar mandi, di kamar tidur, di ruang nonton, di jalan, bahkan waktu sedang ngobrol dengan teman-teman. saya juga mencoba untuk menari. Saya ingat, waktu kecil saya menyukai ballerina. Di SMP juga saya menari. Bahkan kelompok menari saya termasuk yang terbaik waktu itu. saya mengulang semua hal yang saya senangi, dan sempat saya abaikan, hingga tidak saya dalami.

Untuk beberapa saat, saya tidak mau melibatkan diri dalam kepanitian kegiatan komunitas, saya mau bersenang-senang dengan diri saya sendiri. Tidak mau membiarkan tubuh saya lelah, pikiran saya lelah, hati saya lelah. Saya mau libur. Begitulah mulanya.

Namun, libur panjang ternyata tidak baik untuk kesehatan. Baik hati, jiwa, pikiran dan fisik. Saya akhirnya menyadari, bahwa hidup memikirkan diri sendiri tidak baik. Dua bulan beristirahat, membuat saya terlihat bodoh. Dan membuat saya sulit memulai interaksi dengan orang lain. saya baru sadar, memikirkan diri sendiri jauh lebih tidak menyenangkan ketimbang lelah memikirkan orang lain.  saya bangun, mandi dan duduk. Merenungi setiap waktu yang berlalu dengan sendiri. Saya hanya lupa mengasihi diri saya sendiri beberapa waktu terakhir, dan itu menyiksa.

Saya sudah beristirahat, dan itu sama sekali tidak menyenangkan. Tapi saya tidak menyesal, saya beristirahat karena lelah, dan lelah membuat saya tidak bisa memikirkan orang lain. lingkungan, dan aktifitas politik di Negara yang menjemukan ini. dan saya istirahatkan semua, dalam waktu yang tidak saya batasi, dan sekarang saya sudah tidak lelah lagi. Saya mau libur untuk memikirkan diri sendiri. Saya butuh waktu kurang dari tiga bulan untuk membuat semuanya berlalu begitu saja, dan tidak akan membiarkan sisa waktu juga ikut berlalu begitu saja.

Saya sudah memasak, mencuci, berkebun, menari, menyanyi, jalan-jalan, berenang, menonton, membaca, dan menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk mengistirahatkan fisik, dan itu cukup. Hari ini, saya mau mengerjakan banyak hal lagi, memikirkan banyak hal lagi, merencanakan banyak hal lagi. Dan yang lebih pasti, saya mau membicarakan banyak hal lagi. Saya mau membicarakan puisi, laki-laki, manusia, pendidikan, kebun mawar, dan perjalanan-perjalanan. Dan itu pasti akan lebih menyenangkan.

Saya catat, hari ini, di ruang terakir waktu istirahat saya bersama seorang sahabat yang baik, saya kembali berbicara, berkomentar, membaca, berpikir dan merencanakan banyak hal. Saya mau merancang semua yang sudah pernah saya pikirkan. Saya akan pergi ke suatu tempat yang belum bisa saya tetapkan, saya akan tinggal disana dengan berani. Saya akan memulai segala sesuatu dengan berani. Iya, karena saya tidak punya alasan untuk menyerah pada keadaan dan kemalangan. Saya akan belajar bahasa inggris lagi, saya akan belajar bahwa tidak ada yang terlambat untuk mengerti segala sesuatu. Saya ingat, dulu saya sangat menyukai pelajaran ini, bahak miss jean sangat membanggakan saya waktu itu. dan menulis, iya, saya mau menulis dengan lebih giat. Saya juga akan membaca lebih banyak, berbicara lebih banyak berkomentar lebih banyak, dan yang lebih pasti, bertanya lebih banyak. Iya, ternyata beberapa waktu belakangan, saya hanya takut salah, takut dianggap bodoh, takut ketinggalan, takut tidak tahu apa-apa. Tapi, apa yang lebih bajingan dari pada pura-pura tahu?

Saya akan belajar, bahwa orang lain adalah cara Tuhan untuk mengajari, dan pikiran membantu kita untuk memahaminya. Saya akan catat semua. Tepatnya, akan kembali mencatat semuanya, tidak boleh ada yang boleh lewat begitu saja. saya sudah beristirahat, dan menikmati istirahat saya, dan itu tidak begitu menyenangkan ketimbang saya memikirkan orang lain, memikirkan masalah-masalah di luar saya,dan berbuat lebih banyak, merencanakan lebih banyak.

Iya, saya masih percaya, bahwa Tuhan memeluk setiap mimpi, Tuhan menjaganya agar tetap utuh, dan hati yang membara akan menjaganya untuk tidak padam. Saya ingin lebih berani. Bukankah saya adalah petarung tangguh. Saya harus kembali mengingat, bahwa dulu,  saya tidak akan pernah mau menyerah sebelum saya mencapai yang saya mau dan yang sudah Tuhan rencanakan. Saya ingin menjadi wartawan, dan tidak akan ada yang bisa mewujudkannya tanpa saya memulainya. Saya akan ke prancis, dan menikah dengan seorang laki-laki yang mau menunggui saya menulis. Begitulah.

( #lampujalan  Mar/23 2015 / 16.46 WIB )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali

Dialog Murid dan Guru (Lama yang Baru Tiba)