Tuhan Masih Setia Mengintip Kita dari Surga
Keluh,
kala matamu yang abu-abu jadi pekat kelam dan menjelma jadi ketakutan
aku masih penuh harap dalam ruang tunggu kecemasan
yang kau bangun sendiri
Mungkin aku bukan Tuhan yang selalu setia pada keragu-raguanmu untuk bisa sembuh
malah menunggu kau dengan cinta hingga kau hilangkan getir yang tiba-tiba jadi hantu paling ngeri.
Pa, kuraskan juga lelahmu
kala kepahitan yang kau rasakan seperti punyamu sendiri
andai aku punya kekuatan melebihi keinginanmu untuk bisa terbang
akan kutiupkan mantra-mantra dari langit untuk memberimu sayap
tapi, bukankah Tuhan masih setia mengintip kita dari surga
biarkan saja doa dan harap jadi yang paling ampuh untuk memulihkan sakitnya
kenapa harus terbang, bukankah Tuhan juga menciptkan sayap pada burung hantu yang menghabiskan malam di dahan ranting pohon-pohon tua
gerimis sore ini, menceritakan kemalangannya juga
sama seperti kau yang tiba-tiba jadi cengeng
aku tidak akan membantah lagi, aku tidak akan protes lagi akan kata tidakmu
asal kau tetap setia jadi penyelamatku
jangan biarkan aku getir sendiri membayangkanmu pada kesakitan yang terus saja jadi pedih.
Pa, masih bolehkah kusebut kau dalam doaku
walau semakin hari kau juga membuatku putus asa dan membenci diriku sendiri
tapi, aku tetap yakin
bahwa Tuhan masih setia, mengintip kita dari surga
dan mungkin sebentar lagi, Dia juga baca mantra agar kau sembuh
salam cinta,
putrimu
#RumahPerteduhan #LorongBaca #KamarTakBernomor #LampuJalan
Januari'19 2014
Komentar
Posting Komentar