Atau hari ini memang tak ada asap seperti biasanya?

Aku membayangkan Tuhan kedinginan, sama seperti yang saat ini kurasakan. aku tak begitu paham apa rayasanya, tapi sepertinya sisa hujan semalam membekukan kebencian pada hatiku, membekukan rindu pada ibuku, membekukan cinta pada orang- orang yang menunggu. aku tidak gelisah.

Tuhan sepertinya juga merasakan kebekuan pada kepalanya, kebekuan pada manusianya, kebekuan pada langit Jakarta yang tiba- tiba saja tanpa matahari, pagi ini. Sepertinya Ia punya rencana lain yang tak bisa ku kaji, dan sepertinya, sebentar lagi juga Ia akan membekukan hatinya untukku.

Pagi masih dihembusi angin buatan dari selokan- selokan yang tergenang, juga mungkin dari  sungai- sungai yang belum tahu kemana akan mengalir. sepertinya, pagi ini penuh rahasia dan aku hanya bisa bersabar menanti kengerian apa yang kunikmati hari ini, semoga sajiannya tidak berlebihan, semoga sajiannya cukup mengenyangkan untuk sarapan. semoga sajiannya, tidak memuntahkan.

Ini pagi pertama pada juni, aku menulisi kau beberapa bait cerita, tentang pagi yang kehilagan matahhari, tentag hati yang kehilangan melati, tentang rindu yang beku, tentang Tuhan yang masih saja diam tanpa jawaban. walau sebenarnya, aku juga tidak bertanya.

ini pagi pertama di bulan juni, aku melihat langit jakarta yang tanpa asap, mungkin masih membungkus diri di antara bangunan- bangunan dan rel kereta yang cukup jauh jarakanya, atau hari ini memang tak ada asap seperti biasanya, walau itu mustahil adanya. aku tetap berharap saja. toh, berharap hanya untuk membesarkan hati, dan melanjutkan hidup persekian detik dari sisa- ssa yang Tuhan sepakati.

semoga pagi ini ada matahari :) 
 
( #lampujalan Jun/12 2014 )
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali

Surat pertama dalam perjalanan yang panjang

Kartu Ulang Tahun untuk Usia ke Sekian